Review : ImpLOVEssible

Sebagaimana pernah diceritakan dulu, saya memenangkan novel ImpLOVEssible karya seorang dokter gigi (yang dari fotonya) cantik, Viera Fitani. Bukunya telah saya terima hitungan bulan dan dibaca dalam sekali duduk menjelang tidur, tapi karena satu dan lain hal, saya baru dapat menuliskan reviewnya sekarang ini.

ImpLOVEssible
key chain unyu, lansgung dipasang di dompet belanja


Judul Buku : ImpLOVEssible

Penulis : Viera Fitani
Penerbit : Elex Media
Tebal : 256 Halaman
Terbit : Mei 2016
ISBN : 978-602-02-8502-3

Sinopsis

Cinta... Selain buta, dia juga nggak bisa menghitung jarak usia!"

ImpLOVEssible. Cinta yang tidak mungkin. Mustahil. Mana mungkin aku yang masih muda kinyis-kinyis baru lulus SMA, bisa jatuh cinta dengan duda beranak satu yang usianya hampir dua kali lipat dari usiaku!

Lagi pula, menikah muda bukan prioritas utama bagiku. Sebagai perawan desa—harapan orangtua— mimpiku adalah kuliah di kota besar dan kerja kantoran. Namun apa mau dikata, saat ini bisa dibilang kondisiku benar-benar mentok. Aku tidak punya pilihan lain selain menjadi istri dari Rivay Arsjad dan seorang ibu di usiaku yang baru 18 tahun. Benar-benar bencana…!


Editor's Note
Perpaduan antara kisah yang manis, sedih, lucu, dan menggemaskan. Penulis yang cerdas. Mampu membawa pembaca tenggelam dan ikut serta merasakan apa yang dialami Mai, si gadis remaja yang tiba-tiba menjadi ibu angkat.

Review

Awalnya saya tertarik mengikuti giveaway novel ini karena saya tertarik dengan judulnya ; ImpLOVEssible. Bagi saya penggabungan dua kata menjadi satu selalu merupakan briliant idea, because so ear dan eyecatchy, mudah diingat dan mengundang rasa ingin tahu arti kata dibalik ceritanya. Alhamdulillah, saya berhasil menang dan menjadikan buku yang tebalnya masih nyaman dibaca sekali duduk dengan font dan kualitas kertas kaliber keluaran Elex Media ini menjadi salah satu koleksi saya. 

Pertama kali menerima paket, senang sekali mengetahui bahwa selain buku bertanda tangan penulis, saya mendapatkan ekstra keychain yang unyu-unyu warna ungu. Matching dengan warna cover bukunya. Saya juga suka sekali dengan covernya yang sekali dipandang, langsung dapat mendeskripsikan sebagian besar jalan cerita. Bahwa dalam benak para tokohnya mengandung pemikiran yang berbeda. Si tokoh utama pria, Rivay Arsjad yang berusia 32 tahun, sebagai seorang duda dengan seorang anak perempuan, mencari isteri kedua. Sedangkan tokoh utama wanitanya, Mai Nina yang baru berusia 18 tahun, pernikahan ialah hal terakhir yang ada dalam benaknya.

Rivay yang ternyata adalah suami kakak sepupu Mai yang telah tiada, berhasil meyakinkan kedua orang tua Mai untuk meminta Mai  menjadi istrinya. Suatu win-win solution bagi semua orang. Mai dapat menjalani kuliah di Jakarta sesuai cita-citanya, Raisa, putri Rivay, mendapat ibu baru, dan kedua orang tua Mai lebih tenang melepas Mai, si anak tunggal yang tomboy dan ceroboh.

Penulis berhasil membuat interaksi keduanya dengan sangat kocak tetapi tetap penuh makna. Misalnya pada saat Dodi, seorang dosen keren yang menaksir Mai bertandang ke apartemen mereka, gesture Rivay sangat melindungi. Meskipun Rivay awalnya bingung dengan perasaanya sendiri karena masih dibayang-bayangi perasaan cinta pada Silvi, mantan istrinya dan seorang mantan kekasih dari masa lalu, kehadiran Dodi mampu membuat sisi posesif Rivay muncul. 

Membacanya bikin senyum-senyum sendiri, hingga ngakak tak terkendali. Sudut pandang dan komentar lucu dalam pikiran Mai membuat saya mengingat menonton Lizzie Mc Guire (serial Disney yang dibintangi Hillary Duff, yang ada kartunnya sebagai voiceover) di mix dengan drama-drama Korea lawas yang temanya pernikahan yang diawali tanpa cinta. Kehadiran Raisa yang lucu dan polos mampu menetralkan sikap kedua orangtuanya yang sama-sama gengsian dan keras kepala. Endingnya juga membuat hati hangat dan menyenangkan semua orang, terutama para pembaca.

Selain itu penulis juga banyak menyelipkan qoute manis yang dapat menjadi pengingat bagi siapa saja yang akan menikah dan telah menikah, bahwa marriage is a journey to heaven, diantaranya:


  • "Cinta itu datang karena terbiasa. Terbiasa ngurusin, terbiasa bertemu, terbiasa masakin, dan sebagainya. Orang yang jatuh cinta tapi nggak pernah melakukan hal bersama, lama-lama rasa itu hilang."
  • "Benar adanya, bahwa hanya orang yang kita sayangi yang bisa menghancurkan kita"
  • "Menangis itu nggak berarti lemah. Menangis membuktikan kalau hatinya masih hidup "
  • "Jika ingin bahagia maka maafkanlah kesalahan orang lain sehingga kamu tidak menyimpan benci di dalam hatimu"
  • "Pasangan yang sempurna adalah dia yang memahami ketidaksempurnaanmu."
  • "Hal yang kita pikir mustahil, justru akan menemukan cara dan menunjukkan pada dunia kalau itu bisa terjadi. Karena memang begitulah alam semesta ini bekerja."
  • "Dua orang yang menikah akan menggantungkan kebahagiaan dan harapan satu sama lain. Jika salah satu memutus talinya, maka yang lain akan merasakan akibatnya."
  • "Pernikahan sempurna terjadi jika dua orang saling mencintai kekurangan masing-masing."
  • "Banyak orang yang menikah karena cinta, lalu tetap berakhir dengan tidak bahagia. Ada pula yang ngotot menikah dengan yang seumuran namun tetap menemukan ketidakcocokan. Aku belajar, bahwa kehidupan rumah tangga hanya bisa bahagia jika kedua pihak mau berusaha. Berusaha saling mencintai orang yang sama setiap hari, saling menjaga dan mengingatkan dalam kebaikan, dan saling mempertahankan jika suatu hari ada masalah yang datang."

Plus, quote yang ditulis langsung oleh penulis di cover dalam buku
ImpLOVEssible
sekali lagi trims yaaa Viera Fitani dan peek-a-book

Overall, I'll give this book 4,5 stars out of 5 in my goodreads account.